Sunday, November 28, 2010

mengapa Allah menciptakan kesunyian dan kesedihan?

Mungkin ada diantara kita yang pernah bertemu dengan persoalan ini dalam kehidupan..ya..persoalan ini sangat indah untuk kita bicarakan...

Dalam perjalanan kehidupan..akan ada waktu kita berasa sangat sunyi walaupun dikelilingi ramai orang disisi kita..

Dalam perjalanan kehidupan..akan ada waktu kita akan berasa sangat sunyi walaupun dikelilingi oleh gelak dan ketawa..

Dalam perjalanan kehidupan..akan ada waktu kita akan berasa sangat sunyi walaupun dikelilingi oleh harta yang sangat banyak...

lalu timbul satu persoalan...mengapa Allah menciptakan kesunyian yang amat didalam hati kita?

Dengan kesunyian itu...Allah ingin kita lebih dekat dengan Allah....
kerana ketika sunyi....kita akan merasa bahawa hanya Allah sahaja yang memahami kita...hanya Allah sahaja yang masih bersama denagn kita...

kesunyian dan kesedihan...adalah lumrah kehidupan...yang Allah ciptakan untuk kita agar kita lebih dekat denganNya.....

Sunday, September 26, 2010

Bilakah kali terakhir iar mata ini tumpah?

Mari sahabat...berhenti sebentar...mari mengambil sedikit masa untuk menevaluasi diri...melihat kembali kebelakang...melihat kembali perjalanan kita ini...

Saat saya sedang duduk-duduk,timbul satu persoalan,bilakah kali terakhir kita menangis?

menangis bukan krna ditinggalkan 'kawan',
menangis bukan krna kesedihan,
menangis bukan krna berjauhan,
tetapi menangis krna takut kepada Allah....

ya,menangis yang itu kawan..menangis krna takutnya kita kepada Allah Ta'ala....

Air mata bukan dicipta hanya untuk disimpan...tapi untuk dialirkan...alirkanlah kawan...alirkanlah ia saat kau bersendirian..saat kau dengan Allah...berdua...

Allah menyuruh kita untuk gelak sedikit dan menangis banyak...tapi kita gelak banyak dan menangis sedikit...astaghfirulLah..

kembalilah melihat dirimu...lihat apa yang telah kita lakukan sepanjang kehidupan ini...pasti disana akan ada dosa-dosa dan kemaksiatan...jangan kau hanya sesali perbuatan yang pernah kau lakukan...tapi hiasilah ia dengan tangisan...tangisan iman...

lebih baik engkau melakukan dosa lalu engkau istighfar dan menangis dari kau beramal tapi riya'

sahabat...Allah itu Maha Pengampun...jika kau datang kepada Allah dengan dosa yang sangat banyak tanpa engkau menyekutukanNya...Allah akan datang kepadamu dengan keampunan...

sahabat...nikmat apakah yang lebih besar selain diampunkan dosa dan dimasukkan kedalam syurga?

ambil sedikit masa..lihat kembali perjalananmu...dan menangislah...

Friday, September 24, 2010

Gelap Tapi Hangat


Keraton Kadariyah di Kampung Dalam Bugis, Pontianak, yang didirikan Sultan Syarif ’Abdurrahman Al-Kadri pada tahun 1771 itu, menyimpan dua buah benda berpasangan yang sangat indah. Keduanya adalah cermin besar buatan Perancis dari abad kedelapan belas. Keduanya begitu menjulang, lebih dari dua meter. Bingkainya cantik, penuh ornamen berkilauan. Meja rias yang menyatu dengannya berkaki logam penuh ukiran. Tetapi yang paling menarik adalah bahwa kedua cermin ini dipasang berhadapan.

Maka apa?

Keduanya saling menampakkan bayangan kawannya, berbolak-balik pantul memantul, kian dalam makin kecil hingga titik jauh yang seakan tak terhingga. Di dalam bayangan, ada bayangan. Ada lagi dan lagi. Sepertinya mereka saling mengaca, terus menerus tanpa henti hingga jumlah bayangnya tak lagi bisa dihitung. Orang-orang menyebut mereka berdua sebagai ‘Kaca Seribu.’

Mungkin begitulah seharusnya kita dalam dekapan ukhuwah. Kita terus saling bercermin tanpa lelah. Kita menampilkan bayangan terindah yang akan berlipat-lipat tanpa henti sebab hati kita dan orang yang kita cintai terus saling belajar dan saling memahami. Lalu kita menjadi sepasang saudara yang tak hanya bernilai dua, melainkan seribu atau bahkan tak terhingga.

***

Sebuah sore yang lengang dan matahari lamat-lamat. Kami sedang menyimak sebuah hadits, dan mencoba mengukur diri sampai di mana peran kami ketika datang petunjuk dan ilmu dari Sang Nabi. Adakah kami Naqiyah, atau sekedar Ajaadib? Atau jangan-jangan kami bahkan lebih jelek dibanding Qii’an?

“Permisalan petunjuk dan ilmu yang aku dapatkan dari Allah,” demikian Rasulullah bersabda, “Adalah seperti permisalan air hujan yang deras menimpa bumi. Ada di antara tanah bumi itu Naqiyah, menerima air lalu menumbuhkan rumput yang rimbun dan tumbuhan yang lebat. Ada juga Ajaadib, ia menampung air lalu Allah memberikan manfaat kepada manusia dengannya. Mereka minum, mengambilnya, member minum ternaknya, dan bercocok tanam. Air hujan ini juga menimpa sejenis tanah lain yaitu Qii’aan yang sekedar dilewati saja. Ia tidak menerima air dan tidak menumbuhkan rumputan.”

Seusai mengkaji dan mengangguk setengah mengerti, seorang kawan menatap dalam-dalam ke mata saya dan bertanya. “Jika seorang buta berkata padamu bahwa matahari itu gelap,” ujarnya, “Apa yang akan kau katakan padanya?” 

Saya tersenyum. Saya menunduk sejenak, memejamkan mata, menghela nafas dan merasakan tiap butir udara mencurahkan kenyamanan dalam dada. Lalu saya angkat dagu, menjawab sembari tersenyum lagi. “Akan kukatakan padanya: ‘Ya. Engkau benar, Saudaraku. Tapi bukankah ia hangat? Dan kita sama-sama merasakannya.’”

Kawan saya tersenyum. Tulus, saya tahu. Rigi-rigi otot di pertemuan kelopak atas dan bawahnya menegas. “Terima kasih,” katanya. “Engkau mengajariku perkara yang sangat berharga.” Dia tersenyum lagi. Saya tak mengerti, lalu takjub menanya, “Apa itu?” Saya tak merasa sedang mengajarkan apapun. Saya hanya menjawab sebuah umpama. 

“Engkau pasti tahu. Dan belajarlah untuk mengetahui bahwa engkau tahu.” Dia berlalu pergi.

Dia pergi meninggalkan perenungan untuk saya. Saya harus banyak belajar darinya. Dalam dekapan ukhuwah, meninggalkan renungan untuk saudara adalah sebuah karya dan keterampilan yang penuh makna. 

“Engkau pasti tahu,” katanya. Saya hanya bisa meraba dan menduga. Bahwa agar terasa bagi sesama, dalam dekapan ukhuwah kita harus belajar menghadirkan rasa terbaik kita. Bukan gemerlap cahaya. Bahwa dalam dekapan ukhuwah yang berharga adalah apa yang bisa kita nikmati bersama, bukan sesuatu yang secara egois kita sesap sendiri. Inilah asas agung bagi buku ini, Dalam Dekapan Ukhuwah. Maka untuk meraihnya, kita telah diajari menelusur beberapa butir pokok:

Pertama; dalam dekapan ukhuwah, iman kita diukur dengan mutu hubungan yang kita jalin. Seorang mukmin adalah seorang yang sesama aman dari gangguannya, merasakan ramah dan akhlaknya, serta menikmati kemanfaatan harta dan jiwanya.

Kedua; seiring itu, sebuah hubungan dalam dekapan ukhuwah harus didasarkan pada iman. Sebab segala jalinan yang jauh dari iman pasti sia-sia di sisiNya. Atau dia menjadi penyesalan yang tak putus-putus. Atau menjadi permusuhan di hadapan pengadilan akhirat; saling tuduh, saling tuntut, dan saling menyalahkan. “Aduhai celaka aku,” keluh sang kekasih tanpa iman, “Anda saja tak kujadikan si Fulan sebagai kawan mesraku!”

Ketiga; bahwa baik iman maupun ukhuwah bukanlah hal yang semula jadi dan bisa muncul sendiri. Hubungan antara keduanya juga bukanlah kaidah sebab-akibat. Keduanya adalah pemahaman sekaligus keterampilan. Keduanya perlu ikhtiar dan kerja-kerja. Keduanya dihadirkan dalam diri dengan upaya. Kita harus mempelajari ilmunya, memahami makna-makna, memperhatikan kaidahnya, melatih dan mengamalkannya di alam pergaulan.

***

“Dan belajarlah untuk mengetahui bahwa engkau tahu,” kata kawan saya tadi. 

Ah, barangkali ini sindiran terindah yang pernah saya terima. Biar saya tebak: belajar mengetahui bahwa saya ini tahu berarti saya tak boleh berhenti dalam kata. Saya tak boleh selesai sekedar berkalimat. Lembar-lembar buku Dalam Dekapan Ukhuwah ini menanti untuk diukirkan dalam diri melalui amal shalih di tiap bilangan hari. 

Tulisan saya berlembar-lembar lalu mungkin menjadi bukti baginya bahwa “saya sedikit tahu”, meski ilmu saya sesungguhnya dangkal dan kering. Penyampaian yang meloncat-loncat adalah bukti betapa tak eloknya buku ini hendak menuntun pembaca. Pembacanya pasti merasa bukan digandeng mesra meniti makna, melainkan diajak meliuk, melompat, terbang, menukik, bahkan kadang terjerembab namun bangkit dan berlari lagi. 

Juga, tak ada yang baru dari buku ini, kecuali mungkin komposisi dan cara menyajikannya. Dan sungguh ini buku yang tak selesai, tak final, tak hendak putus. Selalu masih ada benih terlewat yang akan berkembang jadi bunga-bunga penuh cinta di antara kita.

Adapun “belajar mengetahui bahwa saya tahu” adalah dengan mengerjakan segala yang tertulis. Sebelum begitu, maka buku ini hanya jasad mati. Sebab ruhnya ada di sini; dalam amal-amal yang saya harus berjuang untuk tahan dan teguh menjalani. Sebab itu saya mohon doa. Saya mohon doa agar mendapat karunia seperti disebut Sayyid Quthb ketika menutup tafsirnya tentang pohon yang baik di Surat Ibrahim. Karunia itu adalah keteguhan.

“Allah,” tulis Sayyid, “Meneguhkan orang-orang yang beriman di kehidupan dunia dan di akhirat dengan kalimat iman yang mantap di dalam hati, yang kokoh di dalam fitrah, dan yang membuahkan amal shalih nan selalu baru dan abadi dalam kehidupan.” Jadilah ia persaudaraan kita; sebening prasangka, sepeka nurani, sehangat semangat, senikmat berbagi, sekokoh janji... 

Mari saling mendoa dan mengejanya dengan kerja, dalam dekapan ukhuwah.

bocoran dari buku 'Daam Dekapan Ukhuwwah' karya Salim A.Fillah

Saturday, August 14, 2010

"Tidak boleh tidak,kita mestilah mulakan dari bawah"

Erdogan,si pemimpin Turki itu,begitu lantang menyatakan pendirian beliau di peringtak antarabangsa dalam mempertahankan Islam.Tidak perlu diperklenalkan lagi...Bahkan ramai yang menganggap beliau adalah pemimpin Islam yang sebenar pada zaman ini,dan kita semua menjadi saksinya apabila Turki yang mula-mula menggerakkan dan menaikkan kembali semangat dunia dalam isu Palestin.

Sebuah kepimpinan yang terpuji.Tegas!

Tapi begitulah yang akan terjadi,apabila pemimpin adalah pemimpin yang beriman,tetapi tidak bawahan.Turki masih seperti dahulu,seperti yang kita kenal.Kebebbasannay dan sebagainya.Tidak berubah.

Maka amat tepat sekalilah kata-kata Shakib Arsalan ketika mana ditanya oleh para wartawan setelah runtuhnya khilafah Islamiyyah pada tahun 1924,mengapa tidak disatukan seluruh negara 2 Islam dan kembali mencipta khilafah Islamiyyah?

Jawab beliau:
"Tidak boleh tidak,kita mestilah mulakan dari bawah"
Ya,membina dari bawah.Menyediakan pemuda-pemuda yang kuat aqidahnya.Kita ingin melahirkan warganegara yang kuat berpegang kepada ajaran Islam.Kita ingin melahirkan generasi yang akan kembali menyambung perjuangan para Nabi.

Untuk merialisasikan impian ini,mendapat balik Khilafah Islamiyyah,tidak dapat tidak,kita harus membina dari bawah.Tamankan dalam jiwa para pemuda 10 muasofat ini.

Sesudah lengkapnya peribadi seorang pemuda itu dengan ciri-ciri ini,barulah kemudian kita melangkah ke peringkat yang seterusnya iaitu membina sebah keluarga Muslim dan seterusnya sehinggalah mencapai satu maltlamat,Khilafah islamiyyah atau ustaziyatul 'alam..

Sunday, August 8, 2010

"Aku yang menurut perintah"


Ketaatan.Itulah kunci utama kejayaan mana-mana jemaah sekalipun.Ketaatan kepada ketua atau Qiyadah.Tanpa ketaatan yang padu daripada yang diperintah,Jemaah tidaka akan dapat mencapai objektifnya kerana tiadanya ketaatan.

Namun harus diingat,dalam mentaati,harus ada batasnya.
"Tidak ada ketaatan kepada makhluq dalam maksiat kepada Allah"

Sikap 'aku yang menurut perintah seharusnya ada dalam siri setiap kita kerana 
tanpa kita sedar mungkin,kita semua pemimpin dan kita semua dipimpin.Seporang pemimpin bertanggungjawab terhapad pimpinannya dan yang dipimpin bertanggungjawab untuk mentaati kepimpinannya.

Sikap 'Aku yang menurut perintah' tidak akan dapat kita rasakan sehinggalah kita benar-benar ikhlas untuk berjuang.Kerana setelah ikhlas,yang ternampak didepan mata kita hanya ganjaran dari Allah sahaja.Tiada yang lain.

Dari sifat itu,kita akan berusaha sekuat mungkin untuk memberi sumbangan kepada jemaah walaupun peranan yang kita mainkan hanya sedikit sahaja.
Terkadang kita akan merasa seperti dihina apabila kita hanya diberikan tugasan yang remeh setiap kali program diadakan.Mungkin hanya menjadi AJK kebersihan atau AJK pemantauan yang mana tugasannya sangat kecil dan terkadang tidak kelihatan pun.

Tapi ikhwah filLah,dengan sikap 'aku yang menurut perintah',kita akan cuba untuk tetap ikhlas melakukan sesuatu hanya kerana Allah.
Walau terkadang kehadiran kita dalam jemaah tidak dipandang,tapi kita yakin,dengan sikap 'aku yang menurut perintah',insyaAllah...didepan kita ada ganjaran dari Allah..


Friday, July 30, 2010

aku hanya penyampai..

Aku hanya penyampai...bukan pengubah...sesungguhnya hidayah itu milik Allah dan aku tidak berkuasa untuk memberi hidayah...Maha Suci Allah yang memberi hidayah kepada siapa yang dikehendakiNya...

terkadang sulit...kerana kita sentiasa menginginkan hasil dalam setiap usaha kita..
kerana rasa itulah...kita sering mengharapkan satu perubahan berlaku...walau sebenarnya kita tahu..bahwa hidayah itu hanya milik Allah Ta'ala...
Memahami hakikat da'wah...bahawa tugas kita hanya menyampai...dan hidayah itu biarlah Allah yang menguruskannya...
Apa yang ingin dilihat oleh Allah buknalah hasil kita..tetapi usaha kita...sejauh mana...setinggi mana...

oleh itu..jangan pernah rasa putus asa dalam menyampaikan...kerana kita dalah penyampai...

walau jalan ini jalan panjang dan penuh rintangan...tapi seorang Muslim itu harus melihat jauh kehadapan..jauh sejauh-jauhnya..
bahwa di akhir jalan ini...ada syurga menanti...ada bidadari menunggu...

*Orang biasa..
  Dia ingin ke syurga..

orang luar biasa..
syurga menjemputnya..

orang biasa..
mengimpikan bidadari syurga..

orang luar biasa..
bidadari menantikannya...
*




Bulan itu..









Bulan itu..
bulan keampunan..
bulan rahmat..
bulan kasih..
bulan cinta...

bulan itu..
bulan Ramadhan..
bulan madrasah jiwa..
bulan mencapai syurga..
bulan mencapai redhoNya..

bulan itu..
hampir tiba..
hanya beberapa hitungan masa..
Ramadhan kan tiba..

Ramadhan..
semoga kita bersua...
bersama...
bercerita tentang kisah cinta kita...


Sunday, July 18, 2010

akhi sayang...

akhi sayang...
masih ku ingat..
saat kita mula-mula bersua..
salam yang kau beri..
tangan yang kau hulur..
senyum yang kau ukir..

akhi sayang..
sejak perkenalan itu kita semakin rapat..
semakin mengenali..
semakin berkasih sayang...

daripada sayang itu..
tanpa kau sedar mungkin..
kau telah meniupkan ruh-ruh cinta dalam hatiku..
aku mula merasa cinta padamu..
cinta kerana Allah..
hanya kerana Allah..

akhi sayang..
masihkah kau ingat..
saat aku ungkapkan cintaku itu..
saat kulafazkan cinta itu..
walau hanya sebuah sms..
masihkah kau ingat?
ku harap kau sentiasa mengingatinya..
dan aku akan sentiasa mengingatinya..
kerana hari itu hari aku melafazkan cinta..
aku tidak mengharapkan apa-apa dari cintaku ini..
melainkan janji Nabi..
"dua orang pemuda yang bertemu dan berpisah kerana Allah"

akhi sayang..
tetapi mengapa sekarang ini..
ukhuwwah kita sudah tidak seperti dahulu...
mengapa ruh-ruh cinta itu semakin pudar..
mengapa cinta itu sudah tidak lagi mekar..
mengapa kau menjauh dariku akhi..
mengapa akhi...

akhi sayang..
aku menginginkan jawapan akhi sayang..
adakan kerana kau sudah berubah...
atau kau sudah muak bersama denganku..
atau mungkin..
aku yang telah berubah..

akhi sayang..
walau apa yang kau lakukan..
walau kau sudah tidak merasakan lagi cinta antara kita..
walau aku ini hanya insan biasa pada pandanganmu..
ketahuilah akhi..
aku kan tetap mencintaimu..

Monday, June 14, 2010

Rindu Ramadhan..



"ya Allah,berkati kami di bulan Rejab dan Sya'ban,dan pertemukanlah kami dengan Ramadhan"

Hanya dalam hitungan beberapa bulan sahaja lagi,tetamy agung,Ramadhan,akan datang kepada kita...
Ia datang dengan membawa hadiah buat kita..sebuah hadiah kerahmatan dari Allah,keampunan dan kebebasan dari api neraka...
Hanya tetamu ini yang datang membawa hadiah seperti ini..kerana tetamu agung akan datang dengan hadiah-hadiah yang agung..

tapi sayang...

tidak ramai yang ingin menerima hadiah ini..

sedikit yang menerimanya  dengan senyuman..tapi ramai yang menerimanya dengan hati yang tidak rela..

lalu bagaimana kita menerima hadiah ini?

bagaimana kita menerimanya..hanya kita yang akan tentukan..

kerana tidak ramai yang menganggap hadiah ini sangat bermakna..

******************************************

Ramadhan..
memang sangat aku nantikan..

terutama saat 10 akhir Ramadhan..
ketika beri'tikaf bersama teman-teman..

kenangan-kenangan itu memang sangat indah untuk diungkapkan..
hanya perasaan..
yang mampu menggambarkan..
betapa kurindu pada Ramadhan...


Saturday, June 12, 2010

bila iman mula menurun..

Lumrah kehidupan..terkadang kita diatas,dan terkadang kita dibawah.Begitu juga dengan iman,terkadang naik terkadang turun..

naiknya iman disebabkan amalan dan turunnya iman disebabkan maksiat..

bila iman berada di puncak..kita merasa sangat dekat dengan Allah..sangat dekat.Seakan-akan Allah telah mengangkat hijabnya didepan kita..
saat ini kita sentiasa merasa Allah ada bersama kita...dimana sahaja..

Tapi apabila iman kita mula menurun disebabkan banyaknya maksiat..kita mula jauh dari Allah..jauh sejauh-jauhnya..

Roda..apabila berada diatas pasti ia akan jatuh kebawah...itu perkara biasa..tetapi yang luar biasa adalah apabila sudah dibawah kita berusaha untuk kembali berada diatas..di puncak..


Friday, June 11, 2010

ihsan..


ada satu kisah,

seorang ayah membawa anaknya pergi ke sebuah gua untuk bersiar-siar.Setelah penat berjalan sambil menikmati pemandangan didalam gua,sang ayah dan anaknya berhenti untuk berehat.Di saat anaknya sedang duduk-duduk dan memerhatikan keadaan di dalam gua,sang ayah pula meneruskan perjalanannya.

Ketika sang anak duduk bersendirian,dia mula bercakap sorang2.Setiap kali dia bercakap pasti ada satu suara yang akan membalas ucapannya dengan kata2 yang kesat.

“hei..siapa kau?”tanya anak itu kepada suara yang seperti mengikuti kata2nya itu.

“hoi pondan”

“hoi setan”

“pengecut”

dan bermaca2 lagi kata2 kesat yang dikeluarkan oleh anak itu lalu diikuti oleh suara ganjil itu.

si anak hairan lalu bertanya kepada ayahnya.

ayahnya hanya tersenyum lalu mencadangkan agar anaknya mengeluarkan kata2 yang indah.

“wahai lelki yang kacak”sanga ayh berkata.

“wahai orang bijak”

semua kata2 itu disebut semula oleh suara ganjil itu,tapi ia tidak mengeluarkan kata2 kesat sebaliknya kata2 yang indah…

***********

sang ayah ingin mengajar anaknya untuk berlaku ihsan kepada semua makhluq.

BUAT JAHAT BALASNYA JAHAT.BUAT BAIK BALASNYA BAIK.

begitu sifirnya.

kuncinya adalah dengan berlaku ihsan kepada semua makhluq Allah tidak kira yang muda,tua,miskin mahupun kaya.

sang ayah ingin mengajar anaknya untuk berlaku ihsan kepada semua makhluq.

BUAT JAHAT BALASNYA JAHAT.BUAT BAIK BALASNYA BAIK.

begitu sifirnya.

kuncinya adalah dengan berlaku ihsan kepada semua makhluq Allah tidak kira yang muda,tua,miskin mahupun kaya.

berjuang di dunia,berharap pertemuan di syurga..

saudaraku,

biarlah,banyak yang mengira menapaki jalan ini,jalan para Nabi,jalan orang2 soleh,jalan para syuhada’,jalan para pejuang da’wah,adalah beban yang sangat berat.

berat,
kerana harus banyak berhadapan dengan kondisi yang berlawanan dengan keinginan.Berat kerana selalu tidak sama dengan realiti yang tidak sejalan dengan harapan.berat kerana melihat betapa kemungkaran begitu bermaharajalela.Berat kerana harus terus menerus melawan arus yang berbeda dengan kebanyakan orang….

Biarlah orang menyangka seperti itu.Kerana sebenarnya kita merasakan sebaliknya.Kenikmatan,ketenangan,kebersahajaan,yang tak bisa dibayar dengan apa pun.Kerana kita justeru merasakan pengorbanan itu sebagai sumber kebahagiaan.Kerana kita justeru merasakan jerih payah dan kesulitan di jalan ini,sebagai kunci ketenangan hati.Kerana kita justeru merasakan peluh dan darah di jalan ini,adalah syarat meraih kesenagan yang abadi….

**********
jalan yang kita sama2 tapaki ini tidak akan pernah dibentang dengan karpet merah,sebaliknya penuh dengan onak dan duri…
ukhuwwah yang kita bina di atas dasar saling menyayangi kerna Allah,tdak dpt dtkar gnti dengan wang.kerna kita merasakan ni’matnya saling berukhuwwah dalam jalan ini…

saudaraku,

biarlah,banyak yang mengira menapaki jalan ini,jalan para Nabi,jalan orang2 soleh,jalan para syuhada’,jalan para pejuang da’wah,adalah beban yang sangat berat.

berat,
kerana harus banyak berhadapan dengan kondisi yang berlawanan dengan keinginan.Berat kerana selalu tidak sama dengan realiti yang tidak sejalan dengan harapan.berat kerana melihat betapa kemungkaran begitu bermaharajalela.Berat kerana harus terus menerus melawan arus yang berbeda dengan kebanyakan orang….

Biarlah orang menyangka seperti itu.Kerana sebenarnya kita merasakan sebaliknya.Kenikmatan,ketenangan,kebersahajaan,yang tak bisa dibayar dengan apa pun.Kerana kita justeru merasakan pengorbanan itu sebagai sumber kebahagiaan.Kerana kita justeru merasakan jerih payah dan kesulitan di jalan ini,sebagai kunci ketenangan hati.Kerana kita justeru merasakan peluh dan darah di jalan ini,adalah syarat meraih kesenagan yang abadi….

**********
jalan yang kita sama2 tapaki ini tidak akan pernah dibentang dengan karpet merah,sebaliknya penuh dengan onak dan duri…
ukhuwwah yang kita bina di atas dasar saling menyayangi kerna Allah,tdak dpt dtkar gnti dengan wang.kerna kita merasakan ni’matnya saling berukhuwwah dalam jalan ini…

Maha Suci Allah yang membuatkan kita berasa bahagia menapaki jalan ini…

Maha Suci Allah yang membuatkan kita berasa bahagia menapaki jalan ini…


jika masih ada lagi insan begini..

hari itu,di zaman pemerintahan al-Farouk Umar,datang 2 orang anak muda sambil membawa seorang badwi menghadap Umar.

“wahai amirul Mu’minin,lelaki ini telah membunuh ayah kami”.kata 2 orang pemuda tadi.

“benar”.kata badwi tadi.

Lalu Umar bertanya kepada 2 org pemuda tadi tidakkah mereka ingin memaafkan badwi yg tlh mmbnh ayah mereka itu?. 2 org pemuda itu tdk memberi maaf lalu meminta agar hukuman qisos djlnkan.bunuh dibalas dengan bunuh.

Umar lalu mengambil keputusan untuk membunuh badwi tadi.

“tapi izinkan saya pulang dahulu unutk menyelesaikan urusan yang perlu saya selesaikan”.kata badwi itu stlh Umar memutuskan keputusan utk menjatuhkan hkmn qisos.

Khalifan Umar lalu memandang sahabat2nya,berharap agar ada yang ingin menjadi penjamin bg lelaki badwi ini…setelah beberapa lama,bangkit Abu Zar dan berkata:

“saya menjamin lelaki ini”

setelah itu llki badwi td dlpskan utk pulang ke kampungnya dan menyelesaikan masalah tetapi dengan syarat harus kembali semula dlm 3 hari atau kepala Abu Zar akan dipenggal..

3 hari berlalu,namun bayang2 badwi td masih tdk kelihatan.selesai solat asar hari itu,Umar memerintahkan semua orang untuk berkumpul di masjid bagi menyaksikan hkmn qisos.

waktu maghrib akan tiba sebentar lagi,tiba2 muncul satu bayang2 hitam,ternyata org badwi td,dia kembali hanya semata2 utk dibunuh.

“wahai badwi,mengapa kau kembali ke sini lagi hanya untuk dibunuh?”.kata Umar

“demi Allah wahai Umar,aku kembali bukan kerna mu,bukan kerna 2 org pemuda ini,tetpai kerna Allah yg Maha Mengetahui sgla yg rahsia dn sgla yg zahir”.

maka hati Umar yang keras itu luntur,air mata mengalir membasahi pipi Umar.sambil menangis Umar bertanya kpda 2 org anak muda itu:

“tidakkah kamu ingin memaafkan llki ini?.kata Umar sambil menangis…

“kami maafkan dia disebabkan kejujurannya”.kata 2 org pemuda tadi…

kemudian Umar beralih kepada Abu Zar lalu bertanya kepada Abu Zar,apa yang menyebabkan dia begitu berani utk mjamin llki badwi yg dia tdk knl td walaupun dia tahu dia mempertaruhkan  nyawanya..

kata Abu Zar:

“aku tidak ingin nanti org berkata bahwa kasih sayang telah hilang pd zaman Umar”

lalu Umar bertanya kepada 2 org pemuda yg memaafkan llki badwi td bahwa apkh yg tlh membuatkan mereka memaafkan llki badwi td

“kerna kami tak mahu nnti dktakan kemaafan tlh hlg pd zmn Umar”.kata 2 org pemuda itu…

Umar lalu bertanya kpda llki badwi td apakah yg tlh membuatnya dtg lg walaupun dia yahu dia kana dipancung,kata llki badwi itu,

“aku tdk mahu nnti dktkan bhwa amanah tlh hlg di zaman Umar”

**********************************************************************

..

Tidak!Tidak harus kau,tetapi aku malu bertemu Rabbku dalam keadaan membujang..

kenangan lalu..


  Saat aku melihat foto ini,aku terkejut…inilah aku suatu ketika daluhu.Hanyalah insan kerdil yang tidak mngetahui apa2 tentang dunia ini.

Gambar ini diambil ketika aku menziarahi Jordan bersama ummiku setelah 2 tahun tidak berjumpa.

ketika aku berusia 10 tahun,ummi menghantar aku ke ardul kinanah,atau sering dipanggil Mesir.sejak daripada itu,sejak dari hari pertama aku menjejakkan kaki ke bumi itu,maka bermulalah episod baru dalam kehidupan aku.

Apa yang anak kecil berusia 10 tahun mengerti tentang dunia?saat aku pertama kali menjejakkan kaki ke bumi itu,aku terkejut.inikah kehidupan yang aku bakal lalui untuk beberapa tahun kehadapan?kehidupan seperti ini?kehidupan yang penuh dengan kekurangan?kehidupan yang sangat berbeza dengan kehidupan di tanah airku?

ya,sangat berbeza….di sana kehidpuan agak susah,disini lebih mewah…..

‘perpisahan membuatkan kita lebih menghargai erti kebersamaan’status ini pernah aku keluarkan di FB kuya,mmg benar,berpisah dengan ummi dan abah serta adik2ku begitu lama,3 tahun lamanya,membuatkan aku memahami erti kasih sayang.

Mesir,mmg bnyk memberiku pengalaman berharga.Kerana di sanalah bermulanya episod baru kehidupanku,aku menjalani kehidpuan yg tdk sama dgn kanak2 lain yg seumur dgnku….

Mengenang Mesir,membuatkan aku semakin rindu pada Mesir,seperti rindunya Ustaz Hasrizal Abdul Jamil kepada bumi Urdun,sehingga beliau menulis sebuah buku yang bertajuk, ‘rindu bau phon tin’

Mesir,mengajarku erti kehidupan,bertemu dengan berbagai ragam manusia,bertemu dengan berbagai wajah,bertemu dengan berbagai karenah,bertemu dengan pelbagai masalah,membuatkan aku berasa bersyukur kepada Allah yang telah mengatur jalan hidupku yang indah ini…Allah Maha Besar….

andai kita juga bisa seperti mereka..

menyelusiri kembali sirah para sahabat,membuatkan kita kagun kepada peribadi mereka.Boleh dikatakan,setiap kisah yang sampai kepada kita perihal para sahabat membuatkan kita berasa kagum kepada mereka…dalam pada kita mengagumi keperibadian mereka,kita justeru lebih mengagumi keperibadian murabbi mereka,Baginda Nabi.

Ada satu kisah,dimana Ali KarromalLahu wajhah,telah difitnah oleh seseorang dengan fitnah yang dasyhat.sehingga mana 2 manusia yang mendengar fitnah itu pasti akan marah.

berita itu sampai ke telinga ‘Ali.beliau lalu pergi berjumpa dengan orang yang membuat fitnah terhadapnya.apa agaknya reaksi ‘Ali?marah?

tidak,tidak sama sekali.Bahkan ‘Ali membalas fitnah itu dengan satu kata2 yang lembut:

“seandainya apa yang kamu katakan itu benar,maka ampunilah aku.Jika seandainya apa yang kamu katakan itu tidak benar,semoga Allah mengampunimu”

saudaraku,

lihatlah kalimah agung ini.disaat difitnah beliau tidak langsung marah.apa yang membuatkan ‘Ali menjadi setabah ini?

kerna ‘Ali benar2 mengerti sabda Nabi yang bermaksud:

“bukanlah orang yang kuat itu orang yang pandai berlawan,tetapi orang yang kuat itu adalah orag yang mampu menahan marah ketika marah”

andai kita juga seperti mereka……

membalas cacian dengan kelembutan….

membalas kemarahan dengan senyuman….