"a mediocre teacher tells, a good one explains, a better teacher demonstrates but a superb one inspires........"
Sunday, November 28, 2010
mengapa Allah menciptakan kesunyian dan kesedihan?
Dalam perjalanan kehidupan..akan ada waktu kita berasa sangat sunyi walaupun dikelilingi ramai orang disisi kita..
Dalam perjalanan kehidupan..akan ada waktu kita akan berasa sangat sunyi walaupun dikelilingi oleh gelak dan ketawa..
Dalam perjalanan kehidupan..akan ada waktu kita akan berasa sangat sunyi walaupun dikelilingi oleh harta yang sangat banyak...
lalu timbul satu persoalan...mengapa Allah menciptakan kesunyian yang amat didalam hati kita?
Dengan kesunyian itu...Allah ingin kita lebih dekat dengan Allah....
kerana ketika sunyi....kita akan merasa bahawa hanya Allah sahaja yang memahami kita...hanya Allah sahaja yang masih bersama denagn kita...
kesunyian dan kesedihan...adalah lumrah kehidupan...yang Allah ciptakan untuk kita agar kita lebih dekat denganNya.....
Sunday, September 26, 2010
Bilakah kali terakhir iar mata ini tumpah?
Friday, September 24, 2010
Gelap Tapi Hangat
Keraton Kadariyah di Kampung Dalam Bugis, Pontianak, yang didirikan Sultan Syarif ’Abdurrahman Al-Kadri pada tahun 1771 itu, menyimpan dua buah benda berpasangan yang sangat indah. Keduanya adalah cermin besar buatan Perancis dari abad kedelapan belas. Keduanya begitu menjulang, lebih dari dua meter. Bingkainya cantik, penuh ornamen berkilauan. Meja rias yang menyatu dengannya berkaki logam penuh ukiran. Tetapi yang paling menarik adalah bahwa kedua cermin ini dipasang berhadapan.
Maka apa?
Keduanya saling menampakkan bayangan kawannya, berbolak-balik pantul memantul, kian dalam makin kecil hingga titik jauh yang seakan tak terhingga. Di dalam bayangan, ada bayangan. Ada lagi dan lagi. Sepertinya mereka saling mengaca, terus menerus tanpa henti hingga jumlah bayangnya tak lagi bisa dihitung. Orang-orang menyebut mereka berdua sebagai ‘Kaca Seribu.’
Mungkin begitulah seharusnya kita dalam dekapan ukhuwah. Kita terus saling bercermin tanpa lelah. Kita menampilkan bayangan terindah yang akan berlipat-lipat tanpa henti sebab hati kita dan orang yang kita cintai terus saling belajar dan saling memahami. Lalu kita menjadi sepasang saudara yang tak hanya bernilai dua, melainkan seribu atau bahkan tak terhingga.
***
Sebuah sore yang lengang dan matahari lamat-lamat. Kami sedang menyimak sebuah hadits, dan mencoba mengukur diri sampai di mana peran kami ketika datang petunjuk dan ilmu dari Sang Nabi. Adakah kami Naqiyah, atau sekedar Ajaadib? Atau jangan-jangan kami bahkan lebih jelek dibanding Qii’an?
“Permisalan petunjuk dan ilmu yang aku dapatkan dari Allah,” demikian Rasulullah bersabda, “Adalah seperti permisalan air hujan yang deras menimpa bumi. Ada di antara tanah bumi itu Naqiyah, menerima air lalu menumbuhkan rumput yang rimbun dan tumbuhan yang lebat. Ada juga Ajaadib, ia menampung air lalu Allah memberikan manfaat kepada manusia dengannya. Mereka minum, mengambilnya, member minum ternaknya, dan bercocok tanam. Air hujan ini juga menimpa sejenis tanah lain yaitu Qii’aan yang sekedar dilewati saja. Ia tidak menerima air dan tidak menumbuhkan rumputan.”
Seusai mengkaji dan mengangguk setengah mengerti, seorang kawan menatap dalam-dalam ke mata saya dan bertanya. “Jika seorang buta berkata padamu bahwa matahari itu gelap,” ujarnya, “Apa yang akan kau katakan padanya?”
Saya tersenyum. Saya menunduk sejenak, memejamkan mata, menghela nafas dan merasakan tiap butir udara mencurahkan kenyamanan dalam dada. Lalu saya angkat dagu, menjawab sembari tersenyum lagi. “Akan kukatakan padanya: ‘Ya. Engkau benar, Saudaraku. Tapi bukankah ia hangat? Dan kita sama-sama merasakannya.’”
Kawan saya tersenyum. Tulus, saya tahu. Rigi-rigi otot di pertemuan kelopak atas dan bawahnya menegas. “Terima kasih,” katanya. “Engkau mengajariku perkara yang sangat berharga.” Dia tersenyum lagi. Saya tak mengerti, lalu takjub menanya, “Apa itu?” Saya tak merasa sedang mengajarkan apapun. Saya hanya menjawab sebuah umpama.
“Engkau pasti tahu. Dan belajarlah untuk mengetahui bahwa engkau tahu.” Dia berlalu pergi.
Dia pergi meninggalkan perenungan untuk saya. Saya harus banyak belajar darinya. Dalam dekapan ukhuwah, meninggalkan renungan untuk saudara adalah sebuah karya dan keterampilan yang penuh makna.
“Engkau pasti tahu,” katanya. Saya hanya bisa meraba dan menduga. Bahwa agar terasa bagi sesama, dalam dekapan ukhuwah kita harus belajar menghadirkan rasa terbaik kita. Bukan gemerlap cahaya. Bahwa dalam dekapan ukhuwah yang berharga adalah apa yang bisa kita nikmati bersama, bukan sesuatu yang secara egois kita sesap sendiri. Inilah asas agung bagi buku ini, Dalam Dekapan Ukhuwah. Maka untuk meraihnya, kita telah diajari menelusur beberapa butir pokok:
Pertama; dalam dekapan ukhuwah, iman kita diukur dengan mutu hubungan yang kita jalin. Seorang mukmin adalah seorang yang sesama aman dari gangguannya, merasakan ramah dan akhlaknya, serta menikmati kemanfaatan harta dan jiwanya.
Kedua; seiring itu, sebuah hubungan dalam dekapan ukhuwah harus didasarkan pada iman. Sebab segala jalinan yang jauh dari iman pasti sia-sia di sisiNya. Atau dia menjadi penyesalan yang tak putus-putus. Atau menjadi permusuhan di hadapan pengadilan akhirat; saling tuduh, saling tuntut, dan saling menyalahkan. “Aduhai celaka aku,” keluh sang kekasih tanpa iman, “Anda saja tak kujadikan si Fulan sebagai kawan mesraku!”
Ketiga; bahwa baik iman maupun ukhuwah bukanlah hal yang semula jadi dan bisa muncul sendiri. Hubungan antara keduanya juga bukanlah kaidah sebab-akibat. Keduanya adalah pemahaman sekaligus keterampilan. Keduanya perlu ikhtiar dan kerja-kerja. Keduanya dihadirkan dalam diri dengan upaya. Kita harus mempelajari ilmunya, memahami makna-makna, memperhatikan kaidahnya, melatih dan mengamalkannya di alam pergaulan.
***
“Dan belajarlah untuk mengetahui bahwa engkau tahu,” kata kawan saya tadi.
Ah, barangkali ini sindiran terindah yang pernah saya terima. Biar saya tebak: belajar mengetahui bahwa saya ini tahu berarti saya tak boleh berhenti dalam kata. Saya tak boleh selesai sekedar berkalimat. Lembar-lembar buku Dalam Dekapan Ukhuwah ini menanti untuk diukirkan dalam diri melalui amal shalih di tiap bilangan hari.
Tulisan saya berlembar-lembar lalu mungkin menjadi bukti baginya bahwa “saya sedikit tahu”, meski ilmu saya sesungguhnya dangkal dan kering. Penyampaian yang meloncat-loncat adalah bukti betapa tak eloknya buku ini hendak menuntun pembaca. Pembacanya pasti merasa bukan digandeng mesra meniti makna, melainkan diajak meliuk, melompat, terbang, menukik, bahkan kadang terjerembab namun bangkit dan berlari lagi.
Juga, tak ada yang baru dari buku ini, kecuali mungkin komposisi dan cara menyajikannya. Dan sungguh ini buku yang tak selesai, tak final, tak hendak putus. Selalu masih ada benih terlewat yang akan berkembang jadi bunga-bunga penuh cinta di antara kita.
Adapun “belajar mengetahui bahwa saya tahu” adalah dengan mengerjakan segala yang tertulis. Sebelum begitu, maka buku ini hanya jasad mati. Sebab ruhnya ada di sini; dalam amal-amal yang saya harus berjuang untuk tahan dan teguh menjalani. Sebab itu saya mohon doa. Saya mohon doa agar mendapat karunia seperti disebut Sayyid Quthb ketika menutup tafsirnya tentang pohon yang baik di Surat Ibrahim. Karunia itu adalah keteguhan.
“Allah,” tulis Sayyid, “Meneguhkan orang-orang yang beriman di kehidupan dunia dan di akhirat dengan kalimat iman yang mantap di dalam hati, yang kokoh di dalam fitrah, dan yang membuahkan amal shalih nan selalu baru dan abadi dalam kehidupan.” Jadilah ia persaudaraan kita; sebening prasangka, sepeka nurani, sehangat semangat, senikmat berbagi, sekokoh janji...
Mari saling mendoa dan mengejanya dengan kerja, dalam dekapan ukhuwah.
Saturday, August 14, 2010
"Tidak boleh tidak,kita mestilah mulakan dari bawah"

Sunday, August 8, 2010
"Aku yang menurut perintah"
Ketaatan.Itulah kunci utama kejayaan mana-mana jemaah sekalipun.Ketaatan kepada ketua atau Qiyadah.Tanpa ketaatan yang padu daripada yang diperintah,Jemaah tidaka akan dapat mencapai objektifnya kerana tiadanya ketaatan.
Friday, July 30, 2010
aku hanya penyampai..
Bulan itu..
Bulan itu..
bulan keampunan..
bulan rahmat..
bulan kasih..
bulan cinta...
bulan itu..
bulan Ramadhan..
bulan madrasah jiwa..
bulan mencapai syurga..
bulan mencapai redhoNya..
bulan itu..
hampir tiba..
hanya beberapa hitungan masa..
Ramadhan kan tiba..
Ramadhan..
semoga kita bersua...
bersama...
bercerita tentang kisah cinta kita...
Sunday, July 18, 2010
akhi sayang...
Monday, June 14, 2010
Rindu Ramadhan..

Saturday, June 12, 2010
bila iman mula menurun..
Friday, June 11, 2010
ihsan..
ada satu kisah,
seorang ayah membawa anaknya pergi ke sebuah gua untuk bersiar-siar.Setelah penat berjalan sambil menikmati pemandangan didalam gua,sang ayah dan anaknya berhenti untuk berehat.Di saat anaknya sedang duduk-duduk dan memerhatikan keadaan di dalam gua,sang ayah pula meneruskan perjalanannya.
Ketika sang anak duduk bersendirian,dia mula bercakap sorang2.Setiap kali dia bercakap pasti ada satu suara yang akan membalas ucapannya dengan kata2 yang kesat.
“hei..siapa kau?”tanya anak itu kepada suara yang seperti mengikuti kata2nya itu.
“hoi pondan”
“hoi setan”
“pengecut”
dan bermaca2 lagi kata2 kesat yang dikeluarkan oleh anak itu lalu diikuti oleh suara ganjil itu.
si anak hairan lalu bertanya kepada ayahnya.
ayahnya hanya tersenyum lalu mencadangkan agar anaknya mengeluarkan kata2 yang indah.
“wahai lelki yang kacak”sanga ayh berkata.
“wahai orang bijak”
semua kata2 itu disebut semula oleh suara ganjil itu,tapi ia tidak mengeluarkan kata2 kesat sebaliknya kata2 yang indah…
***********
sang ayah ingin mengajar anaknya untuk berlaku ihsan kepada semua makhluq.
BUAT JAHAT BALASNYA JAHAT.BUAT BAIK BALASNYA BAIK.
begitu sifirnya.
kuncinya adalah dengan berlaku ihsan kepada semua makhluq Allah tidak kira yang muda,tua,miskin mahupun kaya.
sang ayah ingin mengajar anaknya untuk berlaku ihsan kepada semua makhluq.
BUAT JAHAT BALASNYA JAHAT.BUAT BAIK BALASNYA BAIK.
begitu sifirnya.
kuncinya adalah dengan berlaku ihsan kepada semua makhluq Allah tidak kira yang muda,tua,miskin mahupun kaya.
berjuang di dunia,berharap pertemuan di syurga..
saudaraku,
biarlah,banyak yang mengira menapaki jalan ini,jalan para Nabi,jalan orang2 soleh,jalan para syuhada’,jalan para pejuang da’wah,adalah beban yang sangat berat.
berat,
kerana harus banyak berhadapan dengan kondisi yang berlawanan dengan keinginan.Berat kerana selalu tidak sama dengan realiti yang tidak sejalan dengan harapan.berat kerana melihat betapa kemungkaran begitu bermaharajalela.Berat kerana harus terus menerus melawan arus yang berbeda dengan kebanyakan orang….
Biarlah orang menyangka seperti itu.Kerana sebenarnya kita merasakan sebaliknya.Kenikmatan,ketenangan,kebersahajaan,yang tak bisa dibayar dengan apa pun.Kerana kita justeru merasakan pengorbanan itu sebagai sumber kebahagiaan.Kerana kita justeru merasakan jerih payah dan kesulitan di jalan ini,sebagai kunci ketenangan hati.Kerana kita justeru merasakan peluh dan darah di jalan ini,adalah syarat meraih kesenagan yang abadi….
**********
jalan yang kita sama2 tapaki ini tidak akan pernah dibentang dengan karpet merah,sebaliknya penuh dengan onak dan duri…
ukhuwwah yang kita bina di atas dasar saling menyayangi kerna Allah,tdak dpt dtkar gnti dengan wang.kerna kita merasakan ni’matnya saling berukhuwwah dalam jalan ini…
saudaraku,
biarlah,banyak yang mengira menapaki jalan ini,jalan para Nabi,jalan orang2 soleh,jalan para syuhada’,jalan para pejuang da’wah,adalah beban yang sangat berat.
berat,
kerana harus banyak berhadapan dengan kondisi yang berlawanan dengan keinginan.Berat kerana selalu tidak sama dengan realiti yang tidak sejalan dengan harapan.berat kerana melihat betapa kemungkaran begitu bermaharajalela.Berat kerana harus terus menerus melawan arus yang berbeda dengan kebanyakan orang….
Biarlah orang menyangka seperti itu.Kerana sebenarnya kita merasakan sebaliknya.Kenikmatan,ketenangan,kebersahajaan,yang tak bisa dibayar dengan apa pun.Kerana kita justeru merasakan pengorbanan itu sebagai sumber kebahagiaan.Kerana kita justeru merasakan jerih payah dan kesulitan di jalan ini,sebagai kunci ketenangan hati.Kerana kita justeru merasakan peluh dan darah di jalan ini,adalah syarat meraih kesenagan yang abadi….
**********
jalan yang kita sama2 tapaki ini tidak akan pernah dibentang dengan karpet merah,sebaliknya penuh dengan onak dan duri…
ukhuwwah yang kita bina di atas dasar saling menyayangi kerna Allah,tdak dpt dtkar gnti dengan wang.kerna kita merasakan ni’matnya saling berukhuwwah dalam jalan ini…
Maha Suci Allah yang membuatkan kita berasa bahagia menapaki jalan ini…
Maha Suci Allah yang membuatkan kita berasa bahagia menapaki jalan ini…
jika masih ada lagi insan begini..
hari itu,di zaman pemerintahan al-Farouk Umar,datang 2 orang anak muda sambil membawa seorang badwi menghadap Umar.
“wahai amirul Mu’minin,lelaki ini telah membunuh ayah kami”.kata 2 orang pemuda tadi.
“benar”.kata badwi tadi.
Lalu Umar bertanya kepada 2 org pemuda tadi tidakkah mereka ingin memaafkan badwi yg tlh mmbnh ayah mereka itu?. 2 org pemuda itu tdk memberi maaf lalu meminta agar hukuman qisos djlnkan.bunuh dibalas dengan bunuh.
Umar lalu mengambil keputusan untuk membunuh badwi tadi.
“tapi izinkan saya pulang dahulu unutk menyelesaikan urusan yang perlu saya selesaikan”.kata badwi itu stlh Umar memutuskan keputusan utk menjatuhkan hkmn qisos.
Khalifan Umar lalu memandang sahabat2nya,berharap agar ada yang ingin menjadi penjamin bg lelaki badwi ini…setelah beberapa lama,bangkit Abu Zar dan berkata:
“saya menjamin lelaki ini”
setelah itu llki badwi td dlpskan utk pulang ke kampungnya dan menyelesaikan masalah tetapi dengan syarat harus kembali semula dlm 3 hari atau kepala Abu Zar akan dipenggal..
3 hari berlalu,namun bayang2 badwi td masih tdk kelihatan.selesai solat asar hari itu,Umar memerintahkan semua orang untuk berkumpul di masjid bagi menyaksikan hkmn qisos.
waktu maghrib akan tiba sebentar lagi,tiba2 muncul satu bayang2 hitam,ternyata org badwi td,dia kembali hanya semata2 utk dibunuh.
“wahai badwi,mengapa kau kembali ke sini lagi hanya untuk dibunuh?”.kata Umar
“demi Allah wahai Umar,aku kembali bukan kerna mu,bukan kerna 2 org pemuda ini,tetpai kerna Allah yg Maha Mengetahui sgla yg rahsia dn sgla yg zahir”.
maka hati Umar yang keras itu luntur,air mata mengalir membasahi pipi Umar.sambil menangis Umar bertanya kpda 2 org anak muda itu:
“tidakkah kamu ingin memaafkan llki ini?.kata Umar sambil menangis…
“kami maafkan dia disebabkan kejujurannya”.kata 2 org pemuda tadi…
kemudian Umar beralih kepada Abu Zar lalu bertanya kepada Abu Zar,apa yang menyebabkan dia begitu berani utk mjamin llki badwi yg dia tdk knl td walaupun dia tahu dia mempertaruhkan nyawanya..
kata Abu Zar:
“aku tidak ingin nanti org berkata bahwa kasih sayang telah hilang pd zaman Umar”
lalu Umar bertanya kepada 2 org pemuda yg memaafkan llki badwi td bahwa apkh yg tlh membuatkan mereka memaafkan llki badwi td
“kerna kami tak mahu nnti dktakan kemaafan tlh hlg pd zmn Umar”.kata 2 org pemuda itu…
Umar lalu bertanya kpda llki badwi td apakah yg tlh membuatnya dtg lg walaupun dia yahu dia kana dipancung,kata llki badwi itu,
“aku tdk mahu nnti dktkan bhwa amanah tlh hlg di zaman Umar”
**********************************************************************
kenangan lalu..
Saat aku melihat foto ini,aku terkejut…inilah aku suatu ketika daluhu.Hanyalah insan kerdil yang tidak mngetahui apa2 tentang dunia ini.
Gambar ini diambil ketika aku menziarahi Jordan bersama ummiku setelah 2 tahun tidak berjumpa.
ketika aku berusia 10 tahun,ummi menghantar aku ke ardul kinanah,atau sering dipanggil Mesir.sejak daripada itu,sejak dari hari pertama aku menjejakkan kaki ke bumi itu,maka bermulalah episod baru dalam kehidupan aku.
Apa yang anak kecil berusia 10 tahun mengerti tentang dunia?saat aku pertama kali menjejakkan kaki ke bumi itu,aku terkejut.inikah kehidupan yang aku bakal lalui untuk beberapa tahun kehadapan?kehidupan seperti ini?kehidupan yang penuh dengan kekurangan?kehidupan yang sangat berbeza dengan kehidupan di tanah airku?
ya,sangat berbeza….di sana kehidpuan agak susah,disini lebih mewah…..
‘perpisahan membuatkan kita lebih menghargai erti kebersamaan’status ini pernah aku keluarkan di FB kuya,mmg benar,berpisah dengan ummi dan abah serta adik2ku begitu lama,3 tahun lamanya,membuatkan aku memahami erti kasih sayang.
Mesir,mmg bnyk memberiku pengalaman berharga.Kerana di sanalah bermulanya episod baru kehidupanku,aku menjalani kehidpuan yg tdk sama dgn kanak2 lain yg seumur dgnku….
Mengenang Mesir,membuatkan aku semakin rindu pada Mesir,seperti rindunya Ustaz Hasrizal Abdul Jamil kepada bumi Urdun,sehingga beliau menulis sebuah buku yang bertajuk, ‘rindu bau phon tin’
Mesir,mengajarku erti kehidupan,bertemu dengan berbagai ragam manusia,bertemu dengan berbagai wajah,bertemu dengan berbagai karenah,bertemu dengan pelbagai masalah,membuatkan aku berasa bersyukur kepada Allah yang telah mengatur jalan hidupku yang indah ini…Allah Maha Besar….
andai kita juga bisa seperti mereka..
menyelusiri kembali sirah para sahabat,membuatkan kita kagun kepada peribadi mereka.Boleh dikatakan,setiap kisah yang sampai kepada kita perihal para sahabat membuatkan kita berasa kagum kepada mereka…dalam pada kita mengagumi keperibadian mereka,kita justeru lebih mengagumi keperibadian murabbi mereka,Baginda Nabi.
Ada satu kisah,dimana Ali KarromalLahu wajhah,telah difitnah oleh seseorang dengan fitnah yang dasyhat.sehingga mana 2 manusia yang mendengar fitnah itu pasti akan marah.
berita itu sampai ke telinga ‘Ali.beliau lalu pergi berjumpa dengan orang yang membuat fitnah terhadapnya.apa agaknya reaksi ‘Ali?marah?
tidak,tidak sama sekali.Bahkan ‘Ali membalas fitnah itu dengan satu kata2 yang lembut:
“seandainya apa yang kamu katakan itu benar,maka ampunilah aku.Jika seandainya apa yang kamu katakan itu tidak benar,semoga Allah mengampunimu”
saudaraku,
lihatlah kalimah agung ini.disaat difitnah beliau tidak langsung marah.apa yang membuatkan ‘Ali menjadi setabah ini?
kerna ‘Ali benar2 mengerti sabda Nabi yang bermaksud:
“bukanlah orang yang kuat itu orang yang pandai berlawan,tetapi orang yang kuat itu adalah orag yang mampu menahan marah ketika marah”
andai kita juga seperti mereka……
membalas cacian dengan kelembutan….
membalas kemarahan dengan senyuman….

